Saturday, July 20, 2013

Modus Penipuan Baru 2013

Saya tinggal di sebuah kost yang bisa dibilang cukup bagus di daerah Buncit, Jakarta Selatan.

Sejauh saya tinggal di sana selama kurang lebih 1 tahun 6 bulan, saya tidak pernah sekalipun kehilangan barang, padahal ada asisten yang selalu membersihkan kamar setiap harinya. Cukup banyak barang yang berharga yang memang ada di kamar saya. When I say berharga, it means my BOOKS. Don't think that I have diamonds there.


Sampai kemarin sore.

Saya terbangun dari tidur, karena teman saya, Cumicumicumi (Kata cumi harus diulang 3x, karena kalau 2x terdengar pasaran, kalau 4x adalah lebay adanya) menelepon saya mengajak keluar. Kebetulan Cumicumicumi adalah tetangga di kost saya. Saya bilang,"Gue nggak ikut deh beboy, males keluar nih." And we hang up.

5 minutes after, I got another phone call. Dari seorang laki-laki, sebut saja dia "P".
Tiba-tiba ada ketukan yang cukup mengganggu di pintu kamar saya, saya pikir itu Cumicumicumi, so I told this guy,"I call you back."

Ternyata bukan Cumicumicumi. Ada sosok laki-laki metroseksual, tinggi badan average laki-laki Indonesia 168-170cm, kulit putih, muka agak kotak, berkaca mata, dan sedikit memiliki hormon estrogen berlebih yang bisa saya lihat dari gaya bicaranya.

"Hai Kak, saya Indra (at least itu nama yang dia beri saat berkenalan), saya baru pindah  di sini," ujarnya sambil menunjuk pintu kamar yang letaknya tepat di seberang kamar saya.
"Hai, gue Popy. Welcome then."
Indra: "Kak, aku mau pinjem charger BB atau iPhone ada? Barang-barang aku belum sampe soalnya, batre aku habis semua."
Popy: "Oh ada, Sebentar ya." (saya menutup pintu dan mengambil charger iPhone)

Setelah saya berikan, saya kembali ke kamar.
And I was texting the guy that was on the phone with me telling him that there's new guy moving in.

Tiba-tiba pintu kamar diketuk lagi.
It was him again. Kali ini dia mau pinjam telepon. Saya bilang,"I don't have any credits so I won't be able to make a phone call." Nevertheless he borrowed a text. Long story short, temannya yang dia sms menelpon ke handphone saya. Saat itu dia masih ada di depan saya. Lalu setelah selesai saya kembali ke kamar. Saya menelpon Cumicumicumi. Lho kok bisa telepon? Ya mau tau aja deh. Saya bilang sama Cumicumicumi, "Ada tetangga baru nih rempong, nanti kalo mau pergi mampir kamar aku yah."

Setelah telepon itu, ada telepon dari nomer lain masuk ke handphone saya.
That was untuk si Indra tetangga baru itu.
Saya ketuk kamarnya, I said,"ndra, ini temen lo telpon lagi."
So I gave him the phone.
I was walking ke kamarnya Cumicumicumi dan masih melihat dia memegang handphone saya.
Karena kita ada di hall yang sama hanya berjarak sekitar 10meter.
Saya tidak masuk ke dalam. Saya bilang lagi,"Ini tetangga baru ngerempongin aku deh, aku ikut kamu lah." Lalu Cumicumicumi bilang,"ya udah mandi sana."

Saya bergegas kembali ke kamar. Iya, saya lupa handphone saya ada di lakilaki itu.
Saat mandi saya baru ingat,"Oh fuck, my phone." (no I did not fuck my phone).

Buru-buru saya berpakaian, saya berlari keluar, pintu kamar seberang saya sudah terbuka dan kosong tidak ada orang dan tidak ada benda apapun.

Saya berlari ke bawah ke receptionis dan bertanya tentang penghuni baru ini.
TERNYATA DENGAN BODOHNYA, DIA TIDAK MEMBERIKAN IDENTITAS APAPUN SEBELUM MASUK, DAN SANG RESEPSIONIS SUDAH MEMBERIKAN KUNCI.

Saya mungkin lalai, tapi pihak kost juga lalai.

Long story short again, saya dan Cumicumicumi melakukan pengejaran sampai Daan Mogot melalui aplikasi find my iPhone, tapi dia sudah terlalu jauh. So, I let my drizzle go. That was my phone's name: Drizzle.

That's the story. Buat teman-teman yang tinggal di kost atau apartment, hati-hati yah. Jangan terlalu baik, jangan mudah percaya sama orang. Yang punya kost-an, tolong lebih waspada terhadap hal-hal seperti ini.

Please kindly share this story, karena menurut saya ini modus penipuan baru di 2013.