Sunday, January 27, 2019

Perayaan 73 tahun Muslimat NU


Sejarah Berdirinya Muslimat NU
Sumber : https://pwnujatim.or.id/sejarah-berdirinya-muslimat-nu/

        Sejarah pergerakan wanita NU berawal melalui kongres NU di Menes tahun 1938 itu merupakan forum yang memiliki arti tersendiri bagi proses katalisis terbentuknya organisasi Muslimat NU. Sejak kelahirannya di tahun 1926, NU adalah organisasi yang anggotanya berisikan kaum laki-laki.

        Para ulama NU di tahun 1930-an berpendapat bahwa wanita belum masanya aktif di organisasi. Anggapan ruang gerak wanita cukup di rumah saja masih kuat melekat pada umumnya warga NU saat itu. Hal itu terus berlangsung hingga terjadi polarisasi pendapat yang cukup hangat tentang perlu tidaknya wanita berkecimpung dalam organisasi. 
x


      Melihat situasi ini Ny. Djunaisih sebagai perintis organisasi Muslimat NU memiliki gagasan bahwa, “Dalam agama Islam tidak hanya laki-laki saja yang harus dididik berkenaan dengan ilmu agama melainkan perempuan juga harus dan wajib mendapat didikan yang selaras dengan tuntutan dan kehendak agama Islam”  (Afif, 2013: 11)
       Pada saat harlah ke 73 Muslimat NU Direktur Wahid Foundation, Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid atau dikenal dengan Yenny Wahid yang juga menjadi Ketua Panitia dari Harlah 73 Tahun Muslimat NU mengemukakan bahwa suasana yang dibangun adalah suasana kebersamaan dan kesederhanaan dan hal tersebut dilakukan dari kesadaran para peserta Muslimat NU. "Peserta semuanya datang dengan saweran maupun patungan untuk akomodasi ke acara ini serta membawa keperluannya sendiri, bawa makan sendiri, bawa payung dan keperluan lainnya. Jadi betul betul suasana yang terbangun adalah suasana kebersamaan dan kesederhanaan. Walaupun ini acara ormas tetapi suasananya adalah suasana kerakyatan," jelas Yenni. PP Muslimat Nahdatul Ulama menurutnya ingin menghadirkan energi spiritual yang menyejukkan ditengah suasana bangsa yang saat ini penuh dengan suasana panas dan ketegangan. Perempuan punya kekuatan yang besar dalam mengubah dinamika ditengah masyarakat, salah satunya dengan energi doa. Ia pun menjelaskan acara ini mendapatkan berbagai dukungan dari berbagai pihak. Misalnya saja nantinya untuk makanan banyak berasal dari kontrubusi ibu-ibu binaan yang berada di kampung kampung sekitar Jakarta yang akan menyumbangkan masakannya.(mediaindonesia.com)
         

Keywords : Nahdatul Ulama, Muslimat, Harlah 

No comments: